Tuesday, 6 May 2014

Ueno Onshi Kōen (上野恩賜公園)


Taman Ueno (上野公園 Ueno kōen) adalah taman umum yang berada di kawasan Ueno, distrik Taito-ku, Tokyo, Jepang. Nama resminya adalah Taman Ueno Pemberian Kaisar (上野恩賜公園 Ueno onshi kōen). Taman seluas sekitar 530 ribu meter persegi ini dikelola Dinas Pekerjaan Umum Tokyo.
Di sebelah selatan taman terdapat kolam luas bernama Kolam Shinobazu. Di musim panas, sebagian permukaan kolam dipenuhi dengan indahnya daun-daun hijau dan merah muda bunga tanaman seroja. Di musim dingin, burung-burung migran menggunakan Kolam Shinobazu sebagai tempat tinggal sementara hingga datangnya musim semi. Di musim semi, Taman Ueno populer sebagai tempat melihat bunga sakura. Ketika bunga sakura sedang mekar-mekarnya, taman ini ramai dengan orang yang datang berkelompok-kelompok untuk melakukan hanami.
Cikal bakal Taman Ueno berawal dari berdirinya Kuil Kan’ei-Ji yang dibangun oleh Shogun Tokugawa Iemitsu pada zaman Edo. Setelah Kuil Kan’ei-Ji terbakar habis, kawasan di sekitar kuil kemudian dikembangkan menjadi Taman Ueno berdasarkan usulan seorang dokter Belanda bernama Anthonius Bouduin pada tahun 1870. Sejak saat itu, Taman Ueno pun secara bertahap mulai dibangun dibawah pengawasan Badan Rumah Tangga Kekaisaran, dan akhirnya pada tahun 1924 dihibahkan pada pemerintah Jepang.

Selain karena faktor sejarah, Taman Ueno juga dikenal karena luasnya yang mencapai 530 ribu meter persegi. Sebuah ukuran yang fantastis untuk sebuah taman. Taman Ueno memiliki 8800 pohon dari berbagai jenis, mulai dari Pohon Ceri Jepang (yang bunganya merupakan bunga khas Jepang “Sakura”), Ginko Biloba, dan masih banyak lagi. Itu belum termasuk dengan ragam semak yang luasnya mencapai 24800 meter persegi.
Taman ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas kebudayaan yang dapat dinikmati publik. Sebut saja Tokyo National Museum (berdiri tahun 1872) dan National Museum of Western Art (berdiri tahun 1959) yang terdapat di dalam Taman Ueno. Selain kedua museum tersebut masih banyak fasilitas lain yang terdapat di Taman Ueno, antara lain Tokyo Metropolitan Art Museum, National Museum of Nature and Science, International Library of Children’s Literature, Shitamachi Museum, Tokyo Bunka Kaikan, Ueno Royal Museum, Sogakudo Concert Hall, dan Tokyo University of the Arts.
Banyak sekali, bukan? Rasanya waktu seharian pun tak kan cukup untuk mengelilingi berbagai fasilitas yang terdapat di taman yang menakjubkan ini..^^
Selain museum, di Taman Ueno Anda juga dapat melihat berbagai peninggalan sejarah dan juga universitas (Japan Art Academy). Beberapa peninggalah sejarah yang dapat ditemukan disini antara lain Pagoda Kan’ei-Ji, kuil Shinto Ueno Tosho-gu, main hall Kuil Kan’ei-Ji, dan Mausoleum Tokugawa.
Sebetulnya jika dihitung dengan aneka koleksi patung bersejarah dan berbagai monumen, maka masih sangat banyak yang dapat Anda temukan disini. Anda juga dapat melihat patung dari dokter Anthonius Bouduin yang memprakarsai Taman Ueno. Patung ini selesai direkonstruksi ulang pada tahun 2006, karena saat pertama dibangun pada tahun 1973 ternyata wajah patung salah mengambil wajah adik dokter Anthonius.
Taman Ueno tak hanya menarik karena beragam fasilitas yang dapat ditemukan didalamnya. Taman ini juga memukau karena rimbunnya pepohonan yang rindang dan suasananya yang asri. Jalan-jalan di dalam taman pun dirancang agar tidak membentuk genangan sekalipun saat hujan turun, sehingga tetap nyaman digunakan berjalan-jalan di waktu hujan.
Suasananya pun bersih, tak ada sampah yang berserakan kecuali sampah organik yang berasal dari daun-daun yang berguguran. Jika beruntung, Anda mungkin dapat melihat pertunjukan musik yang digelar oleh kelompok musik tertentu. Salah satu kelompok musik yang cukup rutin tampil di Taman Ueno adalah Tokyo Rakutakedan, sebuah kelompok musik yang menggunakan aneka instrumen musik dari bambu (termasuk angklung).
Di musim semi, 800 pohon Sakura yang terdapat di Taman Ueno pun mulai berbunga. Pada masa-masa itu Taman Ueno akan dipadati oleh pengunjung yang menjalankan tradisi hanami, yaitu tradisi menikmati keindahan bunga Sakura sambil makan dan minum bersama teman maupun keluarga.
Pada musim ini pula, burung-burung migran yang selama musim dingin menggunakan Kolam Shinobazu (kolam seluas 16 Ha yang terdapat di Taman Ueno) sebagai tempat tinggal pun mulai bermigrasi. Jadi Anda tidak hanya akan menikmati indahnya bunga Sakura. Anda pun berkesempatan untuk mengamati proses migrasi beragam burung migran. Menarik, sekaligus unik.

Yakisoba (焼きそば)


Yakisoba (ソース焼きそば sōsu yakisoba, soba goreng saus) adalah masakan mi goreng Jepang dengan bahan mi, kol, sayur-sayuran dan daging, ditambah bumbu saus uster atau saus yakisoba.
Yakisoba merupakan makanan rakyat yang umum dijumpai di hampir semua tempat di Jepang. Asalnya dari mi goreng ala Tionghoa, Chow Mein yang disesuaikan dengan selera lokal. Makanan ini mulai dijual di pasar gelap seusai Perang Dunia II. Yakisoba kemudian banyak dijual di kios makanan dan minuman yang ada di pantai dan populer sebagai makanan sehabis berenang. Selanjutnya, yakisoba mulai dijual di kios kaki lima sewaktu ada keramaian atau matsuri dan populer hingga sekarang.
Bahan lain yang ditambahkan pada yakisoba misalnya bawang bombay, wortel, benishōga (acar jahe), tenkasu, udang kering, bubuk katsuobushi, aonori (bisa juga potongan nori) dan mayones sebagai penyedap. Merica dan garam hanya dipakai untuk membumbui daging sebelum digoreng.
Walaupun bernama yakisoba (soba goreng), yakisoba memakai mi yang sudah dikukus matang dari bahan tepung terigu, dan bukan soba yang dibuat seperti mi goreng. Yakisoba bisa dimakan begitu saja atau sebagai lauk.

Yakisoba Instan

Di Jepang, yakisoba instan terdapat dalam 2 jenis kemasan, kemasan kantong plastik dan kemasan mangkuk.
Kemasan plastik

Panci atau wajan berisi air mendidih diperlukan untuk memasak yakisoba instan kemasan plastik. Bahan-bahan penyerta seperti bubuk saus dan aonori dimasukkan ke dalam mi setelah air terserap dan hanya sedikit air yang tertinggal. Yakisoba instan diciptakan peneliti di perusahaan Nissin yang memasak mi instan di wajan sampai airnya habis.
Yakisoba dalam kemasan kantong plastik dianggap tidak praktis dan kalah populer dibandingkan kemasan mangkuk. Di Jepang hanya sedikit produsen mi instan yang masih memproduksi yakisoba kemasan plastik.
Kemasan mangkuk

Sayur-sayuran dan daging kering hasil pengeringan (freeze drying) dikemas bersama mi dalam mangkuk berbahan styrofoam. Setelah air panas dituangkan, mangkuk ditutup sambil menunggu mi matang selama 3-5 menit. Sisa air dibuang melalui lubang-lubang yang terdapat pada tutup mangkuk dan saus diaduk-aduk.
Beberapa produsen yakisoba instan yang terkenal di Jepang, misalnya: Nissin, Acecook, Toyo Suisan, dan Maruka Shokuhin. UFO adalah merek yakisoba instan produksi Nissin dengan pangsa pasar terbesar di Jepang. Selain itu, yakisoba UFO juga populer di luar negeri. Di Shanghai terdapat pabrik UFO untuk pasaran dalam negeri di Cina.
Konsumen mulanya sering kali menemui kesulitan dalam menyiapkan yakisoba instan kemasan mangkuk. Rasa mi menjadi hambar karena saus dicampurkan bersama air yang digunakan untuk menyeduh mi, atau saus dicampurkan tanpa membuang kelebihan air terlebih dulu. Selain itu, orang sering terkena cipratan air panas sewaktu membuang kelebihan air pada mi, dan mi sering tumpah akibat tutup mangkuk tidak sengaja terlepas. Myojo Foods sebenarnya pernah memproduksi yakisoba instan kemasan mangkuk yang lebih praktis, dan air yang berlebih sewaktu menyeduh mi tidak perlu dibuang, tapi mi menjadi lembek dan produksi tidak dilanjutkan karena kurang laku.
Produsen yakisoba instan sering menggunakan penemuan baru agar yakisoba instan menjadi mudah dinikmati. Mangkuk dari lembaran polystyrene dibuat dengan penutup yang dapat ditutup rapat, sedangkan tutup dari kertas yang dilaminasi kertas anti air digunakan pada mangkuk berbahan expanded polystyrene. Pada bagian tutup dibuat lubang-lubang untuk mengeluarkan kelebihan air dan dapat dibuka dengan cara melepas stiker yang menutupinya. Selain itu, peringatan tentang bahaya melepuh terkena air panas ditulis di bagian tutup mangkuk.
Di zaman sekarang, yakisoba instan kemasan mangkuk biasanya menggunakan saus berbentuk bubuk atau saus cair yang sangat kental. Kelebihan air pada mi dimanfaatkan sebagai pengencer saus agar mi tidak lembek karena terlalu banyak air.

Ikebana (生け花)

Ikebana (生け花) mulai diterapkan oleh masyarakat Jepang sebagai bagian dari hidup mereka sejak abad ke 6 Masehi. Sejak saat itu ikebana mulai menjadi filsafah hidup bagi masyarakat negeri matahari terbit tersebut.

Seni merangkai bunga ini ternyata bukanlah seni biasa yang bisa diikuti oleh semua orang. Seni yang biasa disebut kado (華道) dalam bahasa jepang yang berarti jalan hidup bunga ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang bersih hati dan pikirannya ketika ingin mulai merangkai bunga tersebut.
Hal yang  membuat perbedaan ikebana dengan seni merangkai bunga dari eropa adalah tampilan ikebana yang hanya memakai sedikit buka namun tetap tampak cantik. Ini karena filosofi ikebana yang merupakan perpaduan antara Tuhan, Manusia, dan Alam.
Selain itu, seni merangkai bunga ala barta bersifat dekoratif, sementara Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier.
Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia. Hal yang sangat jelas terlihat pada Ikebana adalah rangkaian yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan flower arrangement.
Dalam merangkai ikebana ada banyak sekali aliran yang diajarkan. Namun di Indonesia sendiri sudah diperkenalkan tujuh aliran yaitu, Ichiyo, Ikenobo, Koryu, Mishoryu, Ohara, Sogetsu dan Shofu Kadokai.  Sedangkan yang ada di Jepang sendiri diantaranya hiko, Ichiyo, Ikenobo, Koryu, Kozan, Mishoryu, Ohara, Ryusei-Ha, Saga Goryu, Shinpa Seizan, Shofu Kadokai, Sogetsu, dll.
Perbedaan peralatan yang digunakan dalam Ikebana dibandingakan dengan seni merangkai bunga kontemporer adalah penggunaan “KENZAN” yang terbuat dari besi pemberat berpaku untuk mencucukkan bunga. Peralatan khusus ini tidak untuk ‘sekali pakai-buang’seperti OASIS –busa yang kerap digunakan dalam flower arrangement.. Cara penggunaan KENZAN cukup sulit, sementara Oasis yang ringan jauh lebih mudah untuk digunakan. Perbedaan mencolok juga ada pada vas bunga.
Ada aliran dalam Ikebana yang mengharuskan penggunaan vas tinggi atau vas rendah bermulut lebar. Bahan vas yang digunakan pun beragam, vas besi digunakan di musim dingin sementara gerabah digunakan di musim semi dan musim gugur sedangkan bahan anyaman digunakan di musim panas.

Aliran-aliran Ikebana
Berkas:Rikka.JPG
Rikka
Pola dan gaya Ikebana dialami dengan kesederhanaan, terdiri dari beberapa batang tangkai bunga. Gaya awal dari Ikebana ini dikenal dengan sebutan Kuge (供華). Gaya Ikebana kemudian berubah pada akhir abad ke 15 masehi dan berubah menjadi gaya dengan instruksi yang harus diikuti. Kemudian Ikebana menjadi bagian utama dari festival tradisional, dan pameran yang rutin digelar di daerah-daerah yang terdapat di Jepang. 
Selain Kuge, terdapat Rikka yang dikembangkan sebagai ekspresi pendeta Budha terhadap keindahan alam. Gaya ini terdiri dari 7 cabang yang mewakili bukit, air terjun, lembah, dan objek alam lainnya yang disusun secara spesifik. Ketika upacara minum teh menyebar luas, gaya lainnya ikut berkembang. Gaya yang sering digunakan pada upacara minum teh dikenal dengan sebutan Chabana. Gaya Chabana menekankan pada kesederhanaan. Kesederhanaan dari Chabana menciptakan gaya baru yaitu Nageire.
Nageire adalah desain yang tidak terstruktur yang mendorong pengembangan gaya Seika atau Shoka. Gaya ini memiliki karakter dengan bundel cabang yang rapat yang membentu triangular bercabang tiga yang disusun asimetris.
Shoka
Seika atau Shoka hanya terdiri dari 3 cabang utama, dikenal uga dengan istilah ‘ten’ (surga), ‘chi’ (bumi), dan ‘jin’ (manusia). Gaya sederhana tersebut dirancang untuk menunjukkan keindahan dan keunikan dari tumbuhan itu sendiri.
Jiyūka adalah desain kreatif yang bebas. Gaya ikebana yang satu ini tidak hanya terbatas pada bunga dan dapat menggunakan material apapun.





- http://firdinata.wordpress.com/2013/01/31/ikebana-seni-merangkai-bunga-dari-negeri-sakura/
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/02/mengenal-ikebana-seni-merangkai-bunga-dari-jepang/#sthash.mMACBSGZ.dpuf

Friday, 3 January 2014

Mencari Dress Dapatnya Roti

Roti
Hari Jum'at lalu saya dan saudara-saudara saya mencari longdress untuk pergi ke suatu acara pernikahan. Kami memutuskan untuk mencari longdress dengan motif/bentuk yang sama walaupun dengan warna yang berbeda. Kami mencari dari satu pusat perbelanjaan ke pusat perbelanjaan lainnya. Menjelang sore kami masih belum menemukan yang pas. Ada yang kependekan, ada yang kekecilan, ada juga yang memang kurang kami sukai modelnya. Ada yang kami rasa cocok, tapi ternyata harganya pun selangit.

Karena sudah sore, kaki pegal dan rasa lapar yang kami melanda, akhirnya kami memutuskan untuk makan dahulu sebelum pulang ke rumah. Kami makan malam di foodcourt yang terdapat di pusat perbelanjaan yang kami datangi terakhir. Setelah makan, kami memutuskan untuk singgah dulu ke salah satu tempat penjualan roti. Kami membeli beberapa produk dari tempat penjualan roti tersebut. Setelah membeli roti, kami pun memutuskan pulang ke rumah karena sudah larut. Yang pada akhirnya kami pergi dengan niat membeli dress, tapi kami pulang dengan roti di tangan. Perjalanan yang cukup melelahkan tapi menyenangkan yang paling tidak kami pulang tetap membawa hasil walaupun itu bukanlah hal yang kami maksudkan.