Tuesday, 6 May 2014

Ikebana (生け花)

Ikebana (生け花) mulai diterapkan oleh masyarakat Jepang sebagai bagian dari hidup mereka sejak abad ke 6 Masehi. Sejak saat itu ikebana mulai menjadi filsafah hidup bagi masyarakat negeri matahari terbit tersebut.

Seni merangkai bunga ini ternyata bukanlah seni biasa yang bisa diikuti oleh semua orang. Seni yang biasa disebut kado (華道) dalam bahasa jepang yang berarti jalan hidup bunga ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang bersih hati dan pikirannya ketika ingin mulai merangkai bunga tersebut.
Hal yang  membuat perbedaan ikebana dengan seni merangkai bunga dari eropa adalah tampilan ikebana yang hanya memakai sedikit buka namun tetap tampak cantik. Ini karena filosofi ikebana yang merupakan perpaduan antara Tuhan, Manusia, dan Alam.
Selain itu, seni merangkai bunga ala barta bersifat dekoratif, sementara Ikebana berusaha menciptakan harmoni dalam bentuk linier, ritme dan warna. Ikebana tidak mementingkan keindahan bunga tapi pada aspek pengaturannya menurut garis linier.
Bentuk-bentuk dalam Ikebana didasarkan tiga titik yang mewakili langit, bumi, dan manusia. Hal yang sangat jelas terlihat pada Ikebana adalah rangkaian yang jauh lebih sederhana dibandingkan dengan flower arrangement.
Dalam merangkai ikebana ada banyak sekali aliran yang diajarkan. Namun di Indonesia sendiri sudah diperkenalkan tujuh aliran yaitu, Ichiyo, Ikenobo, Koryu, Mishoryu, Ohara, Sogetsu dan Shofu Kadokai.  Sedangkan yang ada di Jepang sendiri diantaranya hiko, Ichiyo, Ikenobo, Koryu, Kozan, Mishoryu, Ohara, Ryusei-Ha, Saga Goryu, Shinpa Seizan, Shofu Kadokai, Sogetsu, dll.
Perbedaan peralatan yang digunakan dalam Ikebana dibandingakan dengan seni merangkai bunga kontemporer adalah penggunaan “KENZAN” yang terbuat dari besi pemberat berpaku untuk mencucukkan bunga. Peralatan khusus ini tidak untuk ‘sekali pakai-buang’seperti OASIS –busa yang kerap digunakan dalam flower arrangement.. Cara penggunaan KENZAN cukup sulit, sementara Oasis yang ringan jauh lebih mudah untuk digunakan. Perbedaan mencolok juga ada pada vas bunga.
Ada aliran dalam Ikebana yang mengharuskan penggunaan vas tinggi atau vas rendah bermulut lebar. Bahan vas yang digunakan pun beragam, vas besi digunakan di musim dingin sementara gerabah digunakan di musim semi dan musim gugur sedangkan bahan anyaman digunakan di musim panas.

Aliran-aliran Ikebana
Berkas:Rikka.JPG
Rikka
Pola dan gaya Ikebana dialami dengan kesederhanaan, terdiri dari beberapa batang tangkai bunga. Gaya awal dari Ikebana ini dikenal dengan sebutan Kuge (供華). Gaya Ikebana kemudian berubah pada akhir abad ke 15 masehi dan berubah menjadi gaya dengan instruksi yang harus diikuti. Kemudian Ikebana menjadi bagian utama dari festival tradisional, dan pameran yang rutin digelar di daerah-daerah yang terdapat di Jepang. 
Selain Kuge, terdapat Rikka yang dikembangkan sebagai ekspresi pendeta Budha terhadap keindahan alam. Gaya ini terdiri dari 7 cabang yang mewakili bukit, air terjun, lembah, dan objek alam lainnya yang disusun secara spesifik. Ketika upacara minum teh menyebar luas, gaya lainnya ikut berkembang. Gaya yang sering digunakan pada upacara minum teh dikenal dengan sebutan Chabana. Gaya Chabana menekankan pada kesederhanaan. Kesederhanaan dari Chabana menciptakan gaya baru yaitu Nageire.
Nageire adalah desain yang tidak terstruktur yang mendorong pengembangan gaya Seika atau Shoka. Gaya ini memiliki karakter dengan bundel cabang yang rapat yang membentu triangular bercabang tiga yang disusun asimetris.
Shoka
Seika atau Shoka hanya terdiri dari 3 cabang utama, dikenal uga dengan istilah ‘ten’ (surga), ‘chi’ (bumi), dan ‘jin’ (manusia). Gaya sederhana tersebut dirancang untuk menunjukkan keindahan dan keunikan dari tumbuhan itu sendiri.
Jiyūka adalah desain kreatif yang bebas. Gaya ikebana yang satu ini tidak hanya terbatas pada bunga dan dapat menggunakan material apapun.





- http://firdinata.wordpress.com/2013/01/31/ikebana-seni-merangkai-bunga-dari-negeri-sakura/
- See more at: http://www.bglconline.com/2013/02/mengenal-ikebana-seni-merangkai-bunga-dari-jepang/#sthash.mMACBSGZ.dpuf

No comments:

Post a Comment